Tuesday, February 10, 2009

Buku-buku Indonesia untuk Timor Leste

Salah satu hal yang membuat saya mulai berpikir tentang kompetisi Istoria Timor ini adalah keterbatasan buku-buku fiksi yang dapat dibeli ataupun dipinjam oleh remaja Timor-Leste. Walaupun Bahasa Indonesia tidak merupakan sebuah bahasa nasional untuk Timor Leste, ratusan ribu orang masih menggunakan bahasa Indonesia untuk keperluan sehari-hari dan masih suka mengkonsumsi media Indonesia (mentang-mentang media dari tanahnya sendiri sedang diancam).

Buku-buku yang disediakan untuk masyarakat Timor Leste di perpustakaan umum biasanya hanya buku-buku sumbangan dari SD dan SMA di Australia atau Portugal, yaitu dalam bahasa Inggris atau Portugis yang tidak dikenal sebagian besar Timor oan. Oleh karena itu saya, sama pacarku, suka meminjam buku-buku Indonesia yang kami punya kepada teman-teman yang niat disini.

Memang, buku ini hanya akan digunakan untuk sementara, sebelum masyarakat Timor Leste mulai menguasai bahasa Portuguis atau industri penerbitan buku dalam bahasa Tetum sudah matang. Tapi lumayanlah, ini masih akan makan waktu sedikit-dikitnya 20-40 tahun. Daripada bengong atau gabung dengan gang-gang bandel, mendingan baca lah...

Mana Okke Sepatumerah, seorang penulis yang berasal dari Bandung yang pernah bekerja di Timor Leste dan Nusa Tenggara Timor tertarik juga dengan proyek kami ini. Sebagai tambahan untuk Istoria Timor, Mana Okke menciptakan sebuah inisiatif untuk mengumpulkan buku-buku fiksi, how-to/ketrampilan, self-help dan lainnya di Indonesia untuk mengirim ke Timor Leste. Informasi lebih lanjut ada disini.

Buku-bukunya akan dikumpulkan terus dikirim ke rumah orang tua saya di Jakarta. Saya akan ke Jakarta pada bulan April, jadi saya bisa jemput dan bawa buku-buku itu ke Dili untuk masyarakat Timor yang ingin membacanya.

Jika anda mempunyai organisasi yang bisa menyebarluaskan buku-buku ini kepada para calon-pembaca di Timor Leste, silahkan hubungi saya lewat Comment dibawah atau lewat email di johnholdaway(at)gmail(dot)com.

PS - Jangan lupa mengucapkan Terima Kasih kepada para donatur dan Mana Okke!

8 comments:

Anonymous said...

Thank you Mana Okka Sepatumerah..

Pinto

Anonymous said...

Hi,

Saya di-forward-link ke blog anda oleh teman kantor. Saya bekerja di The Asia Foundation Timor-Leste dan menanggani program Books for Asia yang memberikan secara gratis buku-buku berbahasa Inggris ke sekolah dan non profit organisasi lainnya. Hingga kini kami telah membagi 31. 000 lebih buku-buku dari bacaan tk,sd hingga universitas dan bacaan lainnya ke lebih dari 100 sekolah. Kami sering mendapat permintaan buku-buku berbahasa Indonesia dari anak sekolah. Apakah anda tertarik untuk kita diskusi lebih lanjut?

kontak saya: hfernandes@asiafound.org.

thanks

Anonymous said...

Hi hfernandes,

Senang bisa melihat anda memberikan komentar disini, oy kalo boleh saya tau, apakah anak2 dari tk hingga smp masih memahami bahasa Indonesia dengan baik???

Wasalam,,,

mr_john said...

Sejauh pengalaman saya, anak2 TK dan SD di Dili dan kota-kota besar di sekitarnya sudah tidak menguasai bahasa Indonesia lagi. Saya dengar di Los Palos lebih banyak orang bisa berbahasa Indonesia, tapi saya rasa anak2 TK sudah tidak bisa lagi. Anak2 SMP rata2 masih bisa, tapi dalam beberapa tahun, mereka juga akan diganti dengan anak2 yang tidak kenal bahasa Indonesia lagi.

Anonymous said...

Bung, saya mahasiswa semerster akhir. Berencana menulis skripsi tentang, tema besarnya, Identitas TL postkolonial. Nah, saya butuh buku2 pelajaran sd, smp, sma, yang dipakai pada jaman indonesia seperti "Mai ita koalia Tetum". Apa bung punya buku-buku semacam itu? bisa kasih alamat nanti saya datangi.
thanx bangat.

mr_john said...

Mai Ita Koalia Tetum adalah buku untuk orang asing yang mempelajari bahasa Tetum. Dan itu juga diterbitkan sesudah pemisahan Timor-Leste dari Indonesia.

Saya sendiri tidak punya, tapi mungkin saya bisa menolong, mas email saya aja di johnholdaway(at)gmail(dot)com, ntar bisa diskusikan lebih lanjut.

Anonymous said...

Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia bekerja atas dasar kemitraan, bukan sebuah funding tapi bersama corporate mengembangkan program perpustakaan.

Apakah mungkin kami bisa bekerjasama dengan pihak Timor Leste, silahkan klik di www.pustakaindonesia.org

Salam
trini

Anonymous said...

saya orang Indonesia yang saat ini ikhlas sahabat-sahabat Timor Leste berdiri sama rata sebagai bangsa merdeka,namun saya mengharapkan bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa kedua mengingat hubungan bisnis dan kenegaraan TL lebih dekat dengan Indonesia dan ASEAN, yang mayoritas paham Bahasa termasuk orang Filipina yang tagalognya beberapa kosakatanya sama dengan Bahasa